Lukisan dan
keteranganya
Ø
Pelukis:
Affandi
Judul:
"Perahu dan Matahari (Badai pasti berlalu)"
Ukuran: 137cm X 92cm
Ukuran: 137cm X 92cm
Media:
Oil on canvas
Tahun karya: 1971
Tahun karya: 1971
Ø Pelukis: Affandi
Judul:
"2 Naga dan Bola api"
Ukuran:
120cm X 200cm
Media:
Oil on canvas
Tahun
karya: 1970
Harga:
Rp. 600 Juta/ Nego
Judul : Bunga MatahariPelukis : Affandi
Kondisi : Sangat Terawat
Keaslian : Sertifikat "Kartika Affandi"
Judul : Bunga Matahari
Pelukis : Affandi
Kondisi : Sangat Terawat
Keaslian : Sertifikat "Kartika Affandi"
Judul : Bunga Matahari
Pelukis : Affandi
Kondisi : Sangat Terawat
Keaslian : Sertifikat "Kartika Affandi"
HARGA : 750.000.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) Nego.
Lolong Lasut diyakini sebagai penemu
Manado, yang hidup pada awal abad ke-16. Dia adalah sosok yang religius dan
dihormati, yang membangun Tumani Negeri Wenang (sekarang dikenal sebagai
Manado). Dia juga memimpin penduduk setempat dalam melawan penjajah Portugis.
Hingga hari ini patung Lolong Lasut masih berdiri tegak di Taman Kesatuan Bangsa, sebuah alun-alun Manado, yang didirikan pada tahun 1987.
Hingga hari ini patung Lolong Lasut masih berdiri tegak di Taman Kesatuan Bangsa, sebuah alun-alun Manado, yang didirikan pada tahun 1987.
Lokasi
|
:
|
di Taman Kesatuan Bangsa, Pasar 45
|
Tempat menarik terdekat
|
:
|
Monumen Titik Pendaratan Pasukan
Batalion Worang, Tugu Peringatan Perang Dunia Kedua (lihat di bawah ini)
|
Fasilitas umum terdekat
|
:
|
ATM dan bank, pusat perbelanjaan,
dan toilet
|
Cara menuju ke sana
|
:
|
dengan mikrolet: pergi ke terminal
“Pasar 45” dan lanjutkan dengan berjalan sedikit
|
Keterangan
|
:
|
terdapat beberapa tempat menarik
di sekitarnya dan kadang-kadang ada pertunjukan seni di alun-alun ini.
Sayangnya, tidak ada jadwal tetap mengenai pertunjukan tersebut.
|
Lokasi
|
:
|
|
Fasilitas umum terdekat
|
:
|
Bahu Mall
|
Cara menuju ke sana
|
:
|
dengan mikrolet: naik salah satu
mikrolet yang menuju ke arah Boulevard.
|
Pierre Tendean adalah letnan tentara Indonesia yang diculik
dan ditembak mati pada tahun 1965, karena melindungi salah satu jendral tentara
berpangkat tinggi.
Tugu Peringatan Perang Dunia Kedua
Ada dua versi cerita dibalik tugu peringatan setinggi 10 meter ini. Versi pertama mengatakan bahwa tugu Peringatan Perang Dunia Kedua yang dibangun tahun 1940 ini dibangun untuk menandakan jatuhnya pasukan Jepang di Sulawesi Utara. Versi kedua mengatakan bahwa tugu ini dibangun pada saat penjajahan VOC (Hindia Belanda) di abad ke-19.
Ada dua versi cerita dibalik tugu peringatan setinggi 10 meter ini. Versi pertama mengatakan bahwa tugu Peringatan Perang Dunia Kedua yang dibangun tahun 1940 ini dibangun untuk menandakan jatuhnya pasukan Jepang di Sulawesi Utara. Versi kedua mengatakan bahwa tugu ini dibangun pada saat penjajahan VOC (Hindia Belanda) di abad ke-19.
Lokasi
|
:
|
|
Tempat menarik terdekat
|
:
|
Patung Dotu Lolong Lasut, Taman
Kesatuan Bangsa (lihat di atas), dan Monumen Titik Pendaratan Pasukan Worang
|
Cara menuju ke sana
|
:
|
dengan berjalan kaki dari terminal
mikrolet “Pasar 45”
|
Keterangan
|
:
|
terdapat beberapa tempat menarik
di sekitar tugu ini.
|
Monumen Titik Pendaratan Pasukan
Batalyon Worang
Monumen tujuh tentara ini diresmikan pada 10 Mei 1954 dan berlokasi di dekat Pasar 45, di mana patung Dotu Lolong Lasut berdiri (lihat di atas).
Nama dari batalyon ini diambil dari salah satu perwira tinggi Minahasa (H.V. Worang) pada awal kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Batalyon Worang mendarat di Sulawesi Utara dengan perintah untuk melawan pemberontakan penduduk lokal yang mendukung Belanda.
Monumen tujuh tentara ini diresmikan pada 10 Mei 1954 dan berlokasi di dekat Pasar 45, di mana patung Dotu Lolong Lasut berdiri (lihat di atas).
Nama dari batalyon ini diambil dari salah satu perwira tinggi Minahasa (H.V. Worang) pada awal kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Batalyon Worang mendarat di Sulawesi Utara dengan perintah untuk melawan pemberontakan penduduk lokal yang mendukung Belanda.
Lokasi
|
:
|
Jl. Sam Ratulangi (dekat “Pasar
45”)
|
Tempat menarik terdekat
|
:
|
patung Dotu Lolong Lasut dan Taman
Kesatuan Bangsa, dan Tugu Peringatan Perang Dunia Kedua (lihat di atas)
|
Cara menuju ke sana
|
:
|
dengan berjalan kaki dari terminal
mikrolet “Pasar 45”
|
Keterangan
|
:
|
terdapat beberapa tempat menarik
di sekitar monumen.
|
Tugu/Patung Sam Ratulangi
Patung ini merupakan patung gubernur pertama Sulawesi Utara, Dr. Sam Ratulangi (1890-1949). Ia merupakan penduduk asli Sulawesi Utara yang terpelajar dan seorang pahlawan nasional karena dedikasinya melawan penjajah Belanda melalui bidang pendidikan. Patungnya terletak di dekat Hotel Grandpuri dan stadion utama sepakbola (Stadion Klabat).
Patung ini merupakan patung gubernur pertama Sulawesi Utara, Dr. Sam Ratulangi (1890-1949). Ia merupakan penduduk asli Sulawesi Utara yang terpelajar dan seorang pahlawan nasional karena dedikasinya melawan penjajah Belanda melalui bidang pendidikan. Patungnya terletak di dekat Hotel Grandpuri dan stadion utama sepakbola (Stadion Klabat).
Lokasi
|
:
|
antara ujung selatan Jalan Sam
Ratulangi dan ujung timur Jalan Bethesda
|
Tempat menarik/fasilitas umum
terdekat
|
:
|
Velld Box Wanea (sebuah benteng
yang dibangun Jepang pada masa Perang Dunia Kedua), warung, warnet, dan toko
cinderamata
|
Cara menuju ke sana
|
:
|
dari Pasar 45 naik mikrolet menuju
“Samrat Coco”. Patung ini terletak di tengah-tengah bundaran persimpangan di
Wanea.
|
Titik Nol
Monumen yang baru dibangun dan diselesaikan pada awal tahun 2008 ini disebut ”Titik Nol” karena banyak kantor administratif pemerintah dibangun di sekitar persimpangan ini. Monumen ini disebut juga titik nol karena ‘pengukuran jarak’ semua tempat di kota ini didasarkan dari titik ini.
Monumen yang baru dibangun dan diselesaikan pada awal tahun 2008 ini disebut ”Titik Nol” karena banyak kantor administratif pemerintah dibangun di sekitar persimpangan ini. Monumen ini disebut juga titik nol karena ‘pengukuran jarak’ semua tempat di kota ini didasarkan dari titik ini.
Lokasi
|
:
|
Jl. Sam Ratulangi (dekat Pasar 45)
|
Tempat menarik terdekat
|
:
|
Tugu Peringatan Perang Dunia
Kedua, Monumen Titik Pendaratan Pasukan Batalyon Worang, Taman Kesatuan
Bangsa (lihat patung “Dotu Lolong Lasut” di atas), dan Boulevard
|
Cara menuju ke sana
|
:
|
berjalan kaki dari terminal
mikrolet “Pasar 45”.
|
Patung Toar dan Lumimuut
Patung Lumimuut dan anaknya, Toar, telah diceritakan di halaman utama Manado. Dari kisah tersebut dipercayai bahwa orang Minahasa adalah keturunan dari pasangan ini.
Patung Lumimuut dan anaknya, Toar, telah diceritakan di halaman utama Manado. Dari kisah tersebut dipercayai bahwa orang Minahasa adalah keturunan dari pasangan ini.
Lokasi
|
:
|
di Bukit Kasih
|
Informasi lainnya
|
:
|
Judul: Bunga Kanna
Tahun pembuatan 1981
Ukuran: 120×80 cm
Media: Kanvas, cat minyak
Bersertifikat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar